11/05/2011

Gaya Pembelajaran Guru

Di dalam dunia Pendidikan, sejatinya terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik. Interaksi instruksional yang terjadi antara pendidik dan peserta didik terdapat berbagai macam tipe. Tergantung karakteristik, gaya penampilan, dan kepemimpinan pendidik.

1. Tipe Pendidik Otoriter (Authoritarian)

Arti dari kata otoriter sendiri adalah penguasa, sewenang-wenang, ingin menang sendiri, egois, tidak mau mendengarkan pendapat orang lain seolah-olah dialah yang paling benar. Guru otoriter adalah suatu guru yang mau menang sendiri penguasa tidak mau mendengarkan pendapat siswanya selah-olah dialah yang paling mengerti dibidangnya. Walaupun demikian guru adalah penguasa dalam kelas tetapi walaupun dia seorang penguasa setidaknya dia harus menghargai pendapat orang lain.

Guru adalah pemimpin dalam kelas, ada teori tentang kepemimpinan otoriter biasanya didasarkan atas perintah-perintah, paksaan, dan tindakan tindakan yang arbitrer (sebagai wasit). Ia melakukan pengawasan yang ketat, agar semua pekerjaan berlangsung secara efisien kepemimpinanya berorientasi pada struktur organisasi dan tugas-tugas.
Pimpinan tersebut pada dasarnya selalu mau berperan sebagai pemain orkes tunggal dan berambisi untuk merajai situasi. Karena itu dia disebut otokrat (dari autos=sendiri; kratos=kekuasaan, kekuatan)= penguasa absolut keras.

Ciri-ciri khasnya adalah :
a) Dia memberikan perintah-perintah yang dipaksakan, dan harus dipatuhi.
b) Dia menentukan plicies / kebijakan untuk semua pihak, tanpa berkonsultasi dengan para anggota.
c) dia tidak pernah memberikan informasi-informasi mendetail tentang rencana-rancana yang akan datang; akan tetapi hanya memberitahukan pada setiap anggota kelompoknya langkah-langkah segera yang harus mereka lakukan.
d) dia memberikan pujian atau kritik pribadi terhadap setiap anggota kelompoknya dengan inisiatif sendiri.
Sikapnya selalu menjauhi kelompoknya (menyisihkan diri) sebab dia menganggap diri sendiri sangat istimewa atau “eksklusif”. Ringkasnya, dia ibarat sebuah sistem pemanas kuno, yang memberikan energinya tanpa mempertimbangkan iklim emosional lingkungannya. Pada intinya otokrat keras itu memiliki sifat-sifat tepat seksama, sesuai dengan prinsip, namun keras dan kaku tidak pernah dia mau mendelegasikan otoritas. Lembaga atau organisasi yang dipimpinya merupakan a one-man show. dengan keras dia menekankan prinsip-prisip “business is business” , waktu adalah uang, untuk bisa makan, orang harus bekerja keras, yang dia kejar adalah kemenangan mutlak dan lain-lain. Sikap dan prinsipnya sangat konservatif. Dia hanya bersikap baik terhadap orang-orang yang patuh pada dirinya itu terhadap hamba-hamba yang setia dan loyal padanya. Sebaliknya, dia akan bertindak keras serta kejam terhadap orang-orang yang tidak mau membuntuti dirinya.

dengan gaya kepemimpinan otoriter guru, peserta didik hanya akan aktif kalau ada guru dan kalau guru tidak mengawasi maka semua ativitas menjadi menurun. Aktivitas proses belajar mengajar sangat tergantung pada guru dan menuntut sangat banyak perhatian guru.

Otoriter (authoritarian):secara harfiah, otoriter berarti berkuasa sendiri atau sewenang-wenang. Dalam PBM, guru yang otoriter selalu mengarahkan dengan keras segala aktivitas para siswa tanpa dapat ditawar-tawar. Hanya sedikit sekali kesempatan yag diberikan kepada siswa untuk berperan-serta memutuskan cara terbaik untuk kepentingan belajar mereka. Memang diakui, kebanyakan guru yang otoriter dapat menyelesaikan tugas keguruannya secara baik, dalam arti sesuai dengan rencana. Namun guru semacam ini sangat sering menimbulkan kemarahan dan kekesalan para siswa khususnya siswa pria, bukan saja karena wataknya yang agresif tetapi juga karena merasa kreativitasnya terhambat.

Secara umum, tipe pendidik ini bersifat ingin berkuasa serta semua kegiatan diawasinya. Peserta didik kurang berkembang, namun dengan adanya tipe pendidik ini, kegiatan pendidikan akan sejalur dengan kurikulum.

2. Tipe Pendidik Laissez-Faire

Tipe pendidik ini bersifat individualis. Berbeda dengan tipe pendidik otoriter, tipe pendidik Laissez-Faire hanya mementingkan diri sendiri. Tipe ini kurang memperhatikan peserta didik dilatarbelakangi ketidaksukaannya terhadap profesi pendidik.

gaya kepemimpinan yang laissez faire biasanya tidak produktif walaupun ada pemimpin, kalau guru ada peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan yang sifatnya ingin diperhatikan. Dalam kepemimpinan ini biasanya aktivitas peserta didik lebih produktif kalau gurunya tidak ada.

Laissez faire guru laissez faire, padannya adalah individualisme (faham yang menghendaki kebebasan pribadi). Guru yang berwatak ini biasanya gemar mengubah arah dan cara pengelolaan PBM secara seenaknya, ia tidak menmyenangi profesinya sebagai tenaga pendidik meskipun mungkin memiliki kemampuan yang memadai. Keburukan lain yang juga disandang adalah kebiasaan rutinnya menimbulkan pertengkaran-pertengkaran kecil.

Ciri khas dari tipe pendidik Laissez-Faire diantaranya :
a. Bersifat individualis yakni mementingkan diri sendiri.
b. Sering mengubah pengelolaan proses belajar mengajar.
c. Sering menimbulkan pertengkaran-pertengkaran kecil.

3. Tipe Pendidik Demokratis (Democratic)

Menurut Rosyada (2007 : 15) diambil dari buku Tarcov istilah demokratis, sebagaimana dalam literatur politik diambil dari bahasa Yunani kuno, yang terdiri dari dua kata, yaitu demos yang bermakna rakyat dan kratos yang berarti kekuasaan, dan apabila digabungkan menjadai bermakna kekuasaan di tangan rakyat. Istilah demokrasi memang muncul dan dipakai dalam kajian politik, yang bermakna kekuasaan negara berada di tangan rakyat melalui undang-undang yang diputuskan rakyat, bukan oleh kekuasaan raja atau sultan.

tipe (gaya) kepemimpinan guru yang demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan peserta didik dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. Sikap ini dapat membantu menciptakan iklim yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi proses belajar mengajar yang optimal, peserta didik akan belajar secara produktif baik pada saat diawasi guru maupun tanpa diawasi guru.

Demokratis (democratic), arti demokratis adalah bersifat demokrasi, yang pada intinya mengandung makna memperhatikan persaamaan hak dan kewajiban semua orang. Guru yang memiliki sifat ini pada umumnya dipandang sebagai guru yang paling baik dan ideal. Alasannya, dibanding dengan guru-guru lainya guru ragam demokratis lebih suka bekerja sama dengan rekan-rekan seprofesinya, namun tetap menyelesaikan tugasnya secara mandiri. Ditinjau dari sudut hasil pengajaran, guru yang demokratis dengan yang otoriter tidak jauh berbeda. Akan tetapi, dari sudut moral, guru yanng demokratis ternyata lebih baik dan karenanya ia lebih disenangi baik oleh rekan-rekan sejawatnya maupun oleh siswanya sendiri.

Mekanisme berdemokrasi dalam politik tidak sepenuhnya sesuai dengan mekanisme dalam kepemimpinan lembaga pendidikan, namun secara substantif, sekolah demokrasi membawa semangat demokrasi tersebut dalam perencanaan, pengelolaan dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Dilihat dari prakteknya, tipe pendidik demokratis lebih ideal daripada kedua tipe sebelumnya. Tipe pendidik demokratis memiliki hasil belajar yang tidak jauh berbeda dengan tipe pendidik otoriter. Tetapi dari segi moral, tipe pendidik demokratis lebih unggul. Karena terjadi lebih banyak interaksi antara pendidik dan pendidik seprofesi serta pendidik dan peserta didik.

Guru demokratis memiliki ciri: berwatak sangat demokratis, suka bekerja sama dengan rekan-rekan sejawat dan para siswa, sering memberikan peluang akademis kepada siswa.

4. Tipe Pendidik Otoritatif

Syah (2001) menyatakan otoritatif berarti berwibawa karena adanya kewenangan baik berdasarkan kemampuan maupun kekuasaan yang diberikan.
Umumnya pendidik otoritatif memiliki kemampuan dasar-dasar pengetahuan lebih baik. Tetapi dari segi kepemimpinan, tipe ini termasuk tipe yang disegani siswa. Sehingga hasil belajar yang diperoleh sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam hal ini, hampir sama dengan demokrasi, sedangkan dari segi kepemimpinan lebih disegani. Dengan kata lain, tipe pendidik otoritatif dapat dikatakan merupakan gabungan tipe pendidik otoriter dan tipe pendidik demokratis.

Otoritatif (authoritative), otoritatif berarti berwibawa karena adanya kewenangan baik berdasarkan kemampuan maupun kekuasaan yang diberikan. Guru yang otoritatif adalah guru yang memiliki dasar-dasar pengetahuan baik pengetahuan bidang studi vaknya maupun pengetahuan umum. Guru seperti ini biasanya ditandai oleh kemampuan memerintah secara efektif kepada para siswa dan kesenangan mengajak kerjasama dengan para siswa bila diperlukan dalam mengiktiarkan cara terbaik untuk menyelenggarakan PBM. Dalam hal ini, ia hampir sama dengan guru yang demokratis. Namun, dalam hal memerintah atau memberi anjuran, guru yang otoritatif pada umumnya lebih efektif, karena lebih disegani oleh para siswa, dan di pandang sebagai pemegang otoritas ilmu pengetahuan vaknya seperti yang telah di uraikan di muka.

Guru Otoritatif memiliki ciri: berwatak cukup demokratis, lebih berwibawa dari pada ragam guru ke-1, ke-2, dam ke-3 dan lebih disegani para siswa dan lebih efektif dalam memerintah dan memberi anjuran.
Dari keempat tipe pendidik, tipe inilah yang dirasa sesuai dengan tujuan proses belajar saat ini.

Pustaka :
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta:PT Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

1 comment:

  1. Sangat menarik ini bisa jadi pembelajaran terhadap para guru di sekolah saya .. dan memberikan saya ide untuk judul penelitian besok.terima kasih :)

    ReplyDelete